Aburizal Bakrie, siapa sih yang tidak mengenal salah satu pengusaha sukses yang satu ini. Aburizal Bakrie atau yang sering dipanggil Pak Ical ini adalah Putra sulung dari seorang pengusaha juga, yaitu H Achmad Bakrie. Ia lahir di Jakarta 15 November 1946.
Pada dasarnya seorang Aburizal Bakrie adalah seorang pengusaha yang memang sudah dilahirkan dari keluarga yang berada dan dari keluarga yang sudah terjun dalam bidang usaha juga. Jadi setelah lulus kuliah dari Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1973, Ical lebih memilih untuk mengembangkan perusahaan keluarganya.
Namun perjalanan kariernya dalam bisnis tidak berjalan mulus, seorang Aburizal Bakrie juga pernah merasakan pahitnya perjalanan dalam membangun kesuksesan. Hal tersebut terjadi ketika krisis ekonomi melanda dunia pada tahun 1998. Ia mengalami kerugian luar biasa sehingga dililit utang triliunan rupiah.
Padahal pada saat itu aset yang dia dimilikinya hanya miliaran rupiah saja, yang berarti asetnya pun tidak cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Tapi dengan keyakinan dan kerja kerasnya, akhirnya dia bisa bangkit kembali dari masa kesulitannya itu. Dan sekarang dapat terlihat kesuksesan yang telah ia capai. Ia disinyalir memiliki kekayaan hingga 9,2 miliar dollar amerika atau sekitar Rp 84.6 triliun. Ia mempunyai beragam bidang usaha sukses : pertambangan batu bara, perkebunan, minyak properti, telekomunikasi, dan media massa. Semua segmen bisnis ini dijalankannya dengan penuh kerja keras.
Dia juga menjabat sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia sejak 1994 hingga 2004. Posisinya di Kadin membuat dia tidak fokus pada persoalan-persoalan yang dialami perusahaannya sendiri melainkan menangani persoalan-persoalan nasional yang lebih besar. Ia disebut sebagai “trade mark"-nya Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sebutan itu diberikan karena Selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004) memimpin Kadin, Aburizal Bakrie berhasil membawa organisasi pengusaha itu sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.
Selain bekelut dalam bidang wirausaha, Aburizal Bakrie juga menjajaki dunia politik. Ia perrnah mengikuti konvensi calon presiden yang diselenggarakan Golkar tahun 2004 dan sempat masuk tujuh besar. Meski kandas, tetapi tampaknya dia memetik pelajaran bagaimana permainan politik sesungguhnya. Kemudian ia menjadi salah satu Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) periode 2004-2009 dengan posisi sebagai Menko Perekonomian, dan selanjutnya menjabat Menko Kesra.
Aburizal Bakrie disebut-sebut sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Dia pengusaha yang gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya, Bakrie Grup, justru bisa menduduki posisi penting di pemerintahan Menurut Sejumlah analis dan eksekutif dari grup bisnis menyebut bahwa rahasia di balik kejayaan Grup Bakrie kuncinya terletak pada kepiawaian manajemen melihat peluang dan waktu dalam pengambilan keputusan.
Menurut Suryo Sulisto, Presiden Komisaris Bumi Resources, ini tak lepas dari gerak cepat Grup Bakrie membajak para profesional handal, dari dalam dan luar negeri, untuk menduduki posisi teras manajemen. Ada pula yang menyebutkan bahwa kunci kesuksesan Bakrie merupakan gabungan tiga hal: keberuntungan, kepiawaian membaca pasar, dan kedekatan dengan lingkar kekuasaan.
Menurut Aburizal Bakrie Untuk memulai usaha tidak harus dengan modal sendiri. Bisa juga dengan memanfaatkan jasa perbankan. Menurutnya “Uang itu harus bisa beranak-pinak. Yakinkan orang yang punya uang bahwa Anda bisa mengelola usaha yang anda jalankan dan meraih keuntungan & kita tidak pernah miskin dengan membayar utang ke bank”. Aburizal Bakrie juga berujar “Tanamkanlah keinginan untuk selalu menjadi nomor satu dan menjadi yang terbaik. Tapi kalau impian belum tercapai tidak boleh patah semangat, harus terus berjuang. Kalau berusaha menjadi yang terbaik, maka objektif kita ke depan menjadi yang terbaik”.
Diapun pernah mengungkap sejumlah strategi jitu untuk sukses berbisnis pada saat ia berkunjung di Unila, Pada Jum’at (13/5) lalu. “Hal pertama yang harus diperhatikan adalah jangan pernah memulai bisnis dari uang, tapi mulailah berbisnis dengan ide. Bekerjasamalah dengan pihak lain untuk permodalan usaha dalam rangka penjualan ide brilian anda. Lalu, jangan merasa iri akan kantong orang lain.
Tetapi sadari kondisi keuangan kita. Berwirausaha yang baik harus dapat menjaga nama baik dan kepercayaan terhadap berbagai pihak. Perlu juga untuk melihat peluang usaha yang berkesinambungan. Sektor bisnis di masa depan yang berprospek cerah yakni makanan, energi, industri, dan bidang telekomunikasi”, jelas Menkokesra dan Menko Ekuin pada Kabinet Indonesia Bersatu I ini.
Banyak usaha yang ia miliki sekarang, semua itu tercapai karena kerja keras, pantang menyerah dan niat yang kuat. Dan saat ini seorang Aburizal Bakrie disebut-sebut sebagai salah satu tokoh pencetak “mesin uang”. (Elisabeth Ariani)